FABLANE
Sabtu, 29 Januari 2011
Minggu, 09 Januari 2011
terimakasih
duhai insan.. ingin sekali kusampaikan terimakasihku kepadamu. Siapapun kamu.
meskipun aku belum menemukanmu bahkan titik hitam bayangmu
saya: "terimakasih yaa.."
absurd: "untuk apa?"
saya: " untuk menjadi benar, ketika semuanya salah
untuk melawan ketika semuanya diam
untuk menjadi berani disaat semuanya takut
untuk menunjukkan warnamu ketika semua abu-abu
untuk menerangi di gelap malam, jua menjadi oase di kemarau
serta untuk semua hal yang tdk bisa saya sebutkan
tapi yang terpenting, untuk peubahan yang kau torehkan."
absurd: "sama-sama. terimakasih juga karena telah percaya, meskipun hrs menunggu sekian lama"
saya: "kau tahu..? terkadang rindu dan penantian bisa begitu melumpuhkan"
meskipun aku belum menemukanmu bahkan titik hitam bayangmu
saya: "terimakasih yaa.."
absurd: "untuk apa?"
saya: " untuk menjadi benar, ketika semuanya salah
untuk melawan ketika semuanya diam
untuk menjadi berani disaat semuanya takut
untuk menunjukkan warnamu ketika semua abu-abu
untuk menerangi di gelap malam, jua menjadi oase di kemarau
serta untuk semua hal yang tdk bisa saya sebutkan
tapi yang terpenting, untuk peubahan yang kau torehkan."
absurd: "sama-sama. terimakasih juga karena telah percaya, meskipun hrs menunggu sekian lama"
saya: "kau tahu..? terkadang rindu dan penantian bisa begitu melumpuhkan"
Senin, 03 Januari 2011
haii amar
Fabulous bukaaan?
Dipenghujung malam, gw berusaha memejamkan mata. Tp sialnya si tuan kantuk ga juga datang menyerang padahal bsk pagi gw ada kencan dengan dosen-dosen tersayang. Sejam berselang perut gw malah laper menghiba. Maka turun gununglah gw dari pertapaan panjang di Curug Kasur, ketika melongok ke meja makan sungguh amboooiii makanan uudah dimasukkin ke kulkas semua.Terpikir juga buat beli nasgornya si gondrong-padahal rambut di kepalanya udah raib semua, dia plontosstooossstoss bak ikyusan tapi teteepp aja dipanggil gondrong, terkadang gondring. Baru aja mau disamperin, gw langsung ngeh..'Weitss baru inget skr gw anti minyaak menn.'
FYI: gw adalah korban diet ga ngaruh. Lebih dari stengah masa hidup gw, gw abisin dengan nyoba berbagai macam pola diet tapi kayanya badan gw segini-gini aja, 'mengapa bs begituu?' ini lah salah satu pertanyaan besar dlm hidup gw.
Akhirnyaaa ga ada alternatif laen, gw nyalain lah laptop tersayang... berusaha nemuin sesuatu yang menarik tapi yang muncul lagi-lagi ga membangkitkan minat, ada gosip Aagym cerei, ada tulisan ttg rahasia limbad, ada politikus berjanji-jaji. Haaahh SIAPA PEDULI.
Lalu gw temuin gambar fabulous ini..
Seketika hati gw langsung terdetak. Ini emang bukan tentang badai yang meremukkan banyak hati, merobohkan keberanian, melunturkan keyakinan, dan membenamkan optimisme banyak orang. Ini hanya seorang anak. Ya betul ,,,, Hanya seorang anak, sebut saja Amar (maaf klo ada yg bernama Amar, ini bukan kesengajaan & rekayasa)
Ga ada secuil dagingpun di badan Amar, juga sehelaipun benang yang bersarang. Di detik pertama, gw mulai mengimani mungkin memang inilah potret kemanusiaan. Sejauh mata memandang terbentang garis keras kehidupan bagi 'si tak berpunya', dimana balutan lapar belumlah cukup maka harus ditambah dengan paket penyakit dan luka-luka. Kesengsaraan terbingkai indah dalam potret kemelaratan, kemiskinan juga memainkan peran cantik menambah drmatisnya suasana. Sedihnya masih banyak Amar lain diluar sana, tidak terekspos. Kita terkadang lupa bahwa mereka ada. Kita sibuk berusaha menjadi segalanya. Gila pada kerlap kerlip dunia.
Sadarlah gw, ternyata ini alasan Allah belum menghujamkan kantuk dlm diri gw, seabsurd apapun garis putusanNya semua pasti ada hakikatnya. Gw diinginkan utk berfikir. "Kalo gitu gw harus nemuin sebuah jawaban mlm ini!'', ikrar gw dlm hati.
Lama gw berfikir dan berfikir sebagai orang muda apa yang bisa gw perbuat, smentara gw bukan org yg banyak daya. Aiiihhh sebuah PR lagi tertinggal bagi sang penerus generasi... Banyak kali PR kita untuk bebenah negri..
Berfikir kok bkin gw tmbah laper yahh... Dan daripada nasib si Amar yang kurus kering krn kelaperan menimpa hidup gw, gw pun bertekad menghindarinya. ''Gondrrroooooooooooooooooooonggggggggg... nasgor super pedes 1, bnyakin timun, telor nya gw tmbahin 1".
Yahh... biarpun sampe detik ini pertanyaan itu masih bersarang tanpa jwaban yang pasti, paling ga gw nemuin jawaban yang hakiki knp badan gw ga berubah selama ini.
Dipenghujung malam, gw berusaha memejamkan mata. Tp sialnya si tuan kantuk ga juga datang menyerang padahal bsk pagi gw ada kencan dengan dosen-dosen tersayang. Sejam berselang perut gw malah laper menghiba. Maka turun gununglah gw dari pertapaan panjang di Curug Kasur, ketika melongok ke meja makan sungguh amboooiii makanan uudah dimasukkin ke kulkas semua.Terpikir juga buat beli nasgornya si gondrong-padahal rambut di kepalanya udah raib semua, dia plontosstooossstoss bak ikyusan tapi teteepp aja dipanggil gondrong, terkadang gondring. Baru aja mau disamperin, gw langsung ngeh..'Weitss baru inget skr gw anti minyaak menn.'
FYI: gw adalah korban diet ga ngaruh. Lebih dari stengah masa hidup gw, gw abisin dengan nyoba berbagai macam pola diet tapi kayanya badan gw segini-gini aja, 'mengapa bs begituu?' ini lah salah satu pertanyaan besar dlm hidup gw.
Akhirnyaaa ga ada alternatif laen, gw nyalain lah laptop tersayang... berusaha nemuin sesuatu yang menarik tapi yang muncul lagi-lagi ga membangkitkan minat, ada gosip Aagym cerei, ada tulisan ttg rahasia limbad, ada politikus berjanji-jaji. Haaahh SIAPA PEDULI.
Lalu gw temuin gambar fabulous ini..
Seketika hati gw langsung terdetak. Ini emang bukan tentang badai yang meremukkan banyak hati, merobohkan keberanian, melunturkan keyakinan, dan membenamkan optimisme banyak orang. Ini hanya seorang anak. Ya betul ,,,, Hanya seorang anak, sebut saja Amar (maaf klo ada yg bernama Amar, ini bukan kesengajaan & rekayasa)
Ga ada secuil dagingpun di badan Amar, juga sehelaipun benang yang bersarang. Di detik pertama, gw mulai mengimani mungkin memang inilah potret kemanusiaan. Sejauh mata memandang terbentang garis keras kehidupan bagi 'si tak berpunya', dimana balutan lapar belumlah cukup maka harus ditambah dengan paket penyakit dan luka-luka. Kesengsaraan terbingkai indah dalam potret kemelaratan, kemiskinan juga memainkan peran cantik menambah drmatisnya suasana. Sedihnya masih banyak Amar lain diluar sana, tidak terekspos. Kita terkadang lupa bahwa mereka ada. Kita sibuk berusaha menjadi segalanya. Gila pada kerlap kerlip dunia.
Sadarlah gw, ternyata ini alasan Allah belum menghujamkan kantuk dlm diri gw, seabsurd apapun garis putusanNya semua pasti ada hakikatnya. Gw diinginkan utk berfikir. "Kalo gitu gw harus nemuin sebuah jawaban mlm ini!'', ikrar gw dlm hati.
Lama gw berfikir dan berfikir sebagai orang muda apa yang bisa gw perbuat, smentara gw bukan org yg banyak daya. Aiiihhh sebuah PR lagi tertinggal bagi sang penerus generasi... Banyak kali PR kita untuk bebenah negri..
Berfikir kok bkin gw tmbah laper yahh... Dan daripada nasib si Amar yang kurus kering krn kelaperan menimpa hidup gw, gw pun bertekad menghindarinya. ''Gondrrroooooooooooooooooooonggggggggg... nasgor super pedes 1, bnyakin timun, telor nya gw tmbahin 1".
Yahh... biarpun sampe detik ini pertanyaan itu masih bersarang tanpa jwaban yang pasti, paling ga gw nemuin jawaban yang hakiki knp badan gw ga berubah selama ini.
Minggu, 02 Januari 2011
saya
Saya adalah seorang tentara buta, pistol berkaliber paling kecilpun saya tak punya
Tuan tinta adalah pedang saya, sedang nyonya papyrus adalah perisai saya.
Ketika malam panjang membawa duka, mereka membantu mengusir musuh tergelap.
Saya adalah tentara.. Namun memililih berperang, mengayun senjata sebagai klimaks kehidupan tatkala kekerasan tak bisa dielakkan.
Saya adalah si buta.. Miskin ilmu jua harta. Namun saya merangkak dan meraba sejak pangkal hingga ujung dunia
Mendatangi tempat yang mereka bilang terang matahari. Mengamit mimpi, terkadang obsesi.
Saya tentara buta...
Mereka melirik, mencemooh, menghakimi, tapi siapa peduli...
Karena satu yang pasti, batasan hati adalah rekayasa diri.
.
Tuan tinta adalah pedang saya, sedang nyonya papyrus adalah perisai saya.
Ketika malam panjang membawa duka, mereka membantu mengusir musuh tergelap.
Saya adalah tentara.. Namun memililih berperang, mengayun senjata sebagai klimaks kehidupan tatkala kekerasan tak bisa dielakkan.
Saya adalah si buta.. Miskin ilmu jua harta. Namun saya merangkak dan meraba sejak pangkal hingga ujung dunia
Mendatangi tempat yang mereka bilang terang matahari. Mengamit mimpi, terkadang obsesi.
Saya tentara buta...
Mereka melirik, mencemooh, menghakimi, tapi siapa peduli...
Karena satu yang pasti, batasan hati adalah rekayasa diri.
.
Langganan:
Postingan (Atom)